27 January 2011

dilema


masih sama seperti kemarin..
sebuah rasa membuatku tak bisa memainkan kembali inspirasiku..

rasa yang membuatku harus menghabiskan sedikit banyak waktuku untuk mencoba berdamai dengan kenyataan..
tetap saja sulit!!
bergulat diantara 2 pilihan yang sama-sama tak bisa aku pilih..

dilema..
sebuah kegalauan yang ternyata sangat mengganggu..
ketika hati dan logika dipaksa untuk bersatu demi satu tujuan..
dan ketika hati enggan untuk bersatu dengan logika, emosi yang menjadi korban dari tragedi ini..

aaaaaaaaaaarrrrrrrggghhh!!!
untuk kesekian kalinya aku menahan teriakku lewat sebaris huruf klasik itu..
tak peduli apa yang akan terjadi pada huruf-huruf itu..
tapi sebelum huruf-huruf itu menyerangku, biarlah aku yang memaksa mereka untuk menuntaskan sedikit emosiku..

padahal hanya dilema..
tapi efeknya bagai terkena sengatan listrik yang terus terasa..
bukan hanya emosi, banyak hal yang akhirnya harus ikut menjadi korban atas sebuah dilema yang ntah kapan berakhir..
dilema yang membuatku ingin menimpuk semua yang ada di depan mata..
serasa ingin menerkam semua yang membuat keningku makin mengerut..

damn!!
sayang lidahku tak mampu mengeluarkan umpatan yang lebih hina dari ini..
dan saat ini, aku hanya bisa menutup mata..
mencoba untuk mengambil oksigen terbaik disekitarku..
dan kemudian menghembuskan semua kacau dengan damai..
berharap dilema ini segera berlalu..

4 comments:

  1. Dilema yang indah dhe'... karena'a inspirasi itu masih akrab dihati... bukti'a masih bisa mencakar cakar dalam barisan sel diotak dhe'... :P

    sering" deh...
    jadi ketauan pujangga bangeeetttzz... hehee.. ^_*

    ReplyDelete
  2. semoga dilema itu membuatmu bijak dhe...betul jg kata mbak bonit////hehe

    ReplyDelete
  3. selalu ada hal baru dalam catatan dhe, hebat...
    *semoga segera berlalu

    ReplyDelete
  4. teteh >> pujangga?? hahahahahaha.. kepala dhe langsung cenat cenut teteh puji dhe gitu.. tapi thx lah, pujian yang mengkritik.. ^_^

    fadhli >> dilema membuat bijak, masalah membuat dewasa.. semoga fadhli juga.. :)

    mas >> waah, mas Adi teliti banget sih, jadi malu.. hehe

    ReplyDelete

Berkomentarlah dengan bahasa persatuan, bahasa Indonesia.. ^_^