18 March 2012

Untukmu.. Untuk April Terindahmu..


“Kenapa sih kau ndak pernah manggil aku dengan panggilan mbak??”

Ingat dengan pertanyaan bodoh yang akhir-akhir ini sering kau lemparkan untukku?? Sudah berapa kali ku bilang bodoh, tapi kau masih saja mempertanyakannya. Bukan hanya satu tahun atau lima tahun, kita sudah saling kenal dan bersahabat sejak kita kecil. Usiamu memang terpaut 3 tahun lebih tua dariku, bahkan kau pun selalu menjadi kakak tingkatku ketika disekolah dulu. Bertahun-tahun kita bersahabat, tapi kenapa baru sekarang kau mempertanyakan tentang panggilan itu?? Bodoh bukan?? Dasar, kau memang suka menyuruhku untuk terus bilang bodoh karena pertanyaan itu.

Meskipun kita tidak terlalu sangat dekat, tapi kita adalah sahabat yang sangat baik. Kita hidup dengan lingkungan kita sendiri-sendiri, kau dengan sahabat seusiamu dan aku pun begitu. Tapi itu semua tidak mengurangi rasa sayang diantara kita. Kita masih suka berbagi, dan menurutku kau pun lebih suka berbagi cerita denganku daripada dengan sahabat-sahabatmu. Kenapa?? Mungkin karena kita tahu bahwa kita cocok, ada banyak kesamaan diantara kita. Kisah hidup, asmara, keluarga, bahkan selera kita terhadap laki-laki pun bisa dibilang sama. 

Kau ingat, kita suka menghabiskan sore bersama berdua. Ditempat yang jauh dari keramaian, dan saling bercerita layaknya sahabat yang jarang bertemu. Ya, itulah kita. Meskipun kita berada di satu tempat yang sama, tapi kita jarang sekali bertemu. Dan sekali bertemu, kita akan menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk saling curhat. Aneh bukan?? Tapi itulah seninya, itulah yang membuat persahabatan kita tetap terjaga hingga saat ini.

Sahabatku, kau sekarang sudah jauh lebih dewasa. Kau sudah menyelesaikan study-mu, dan kau pun sudah nyaman dengan pekerjaanmu sebagai perawat di salah satu Rumah Sakit di kota kecil kita. Dan kini, kini tinggal menghitung hari. Sebentar lagi kau akan sah bersama dengan laki-laki yang baru kau kenal dalam beberapa bulan terakhir ini. Aku sangat bahagia, aku bahagia karena kau akan menyempurnakan setengah dari agamamu. Percayalah, ini adalah pilihan yang memang sudah dipilihkan oleh Tuhan untukmu.

Sore itu, menjelang dia melamarmu secara resmi. Kau kembali memintaku untuk meyakinkanmu, memintaku untuk bilang kalau memang dia adalah calon suamimu. Perkenalan yang sangat singkat, wajar kalau saat itu kau masih ragu. Kau menyukainya, kau menyukai dia yang dewasa, dia yang lembut, dia yang sabar, dia yang humoris, dia yang penuh dengan kejutan. Kau memang tidak ragu atas jawaban hatimu, terlebih ketika kau tahu bahwa dia bisa menjadi imam yang baik untukmu. Dan keraguan itu, keraguan itu timbul ketika dia tak sesuai dengan khayalanmu. Sahabatku, percayalah bahwa fisik itu bukan faktor utama di dalam pernikahan. Ah tak usahlah lagi aku menceritakannya disini, karena saat ini kau pasti sudah sangat mengerti tentang itu.

Detik-detik menjelang pernikahanmu. Bagaimana kabarmu saat ini?? Maaf, maaf karena aku tak bisa menemanimu menyiapkan April yang akan menjadi bulan terindah untukmu. Kuharap, kelak kau sudah bisa mengontrol emosimu ketika hari bahagia itu tiba. Tak ingin aku kembali memegang tanganmu yang dingin karena gugup, tak ingin aku melihatmu mondar mandir salah tingkah lagi, seperti malam saat dia akhirnya menyerahkan sebuah cincin manis untukmu. Siapkan hatimu sahabatku, siapkan dirimu. 

Detik-detik terakhir statusmu sebagai gadis. Bagaimana perasaanmu?? Akankah nanti kita bisa menikmati sore berdua lagi?? Bisakah nanti kita menjadikan kamar kita sebagai ruang sembunyi kita?? Tak usahlah kau jawab, aku tak ingin membuatmu tambah gugup. Bagaimanapun nanti, kita akan terus bersahabat. Kau sahabat pertamaku yang menikah, sahabat terdekatku. Maklumi saja kalau saat ini aku sedikit mencemaskan persahabat kita. Karena yang pasti akan terjadi, kau akan ikut dengan suamimu setelah kau resmi menjadi istrinya. Dan kita, kita akan terpisah jauh.

Sahabatku, tersenyumlah menyambut hari bahagiamu. Bahagiaku adalah melihatmu tertawa lepas, melihat banyak cinta dari matamu ketika kau tengah menceritakan laki-lakimu. Semoga secepatnya aku akan merasakan hal yang sama seperti yang tengah kau rasakan sekarang. Kau sering bilang, bahwa kelak suamiku akan sedikit sama dengan suamimu. Haruskah aku percaya?? Ah tidak. Aku lebih suka percaya kalau kelak Tuhan akan memberikan suami yang lebih baik dari suamimu. Hahahahaha, kau pasti akan memukulku ketika aku menjawab seperti itu. Dan aku pun akan makin menggodamu dengan dia. 

Sahabatku, terimakasih atas semua kebersamaan kita. Terimakasih karena kau sudah mau menjadi tong sampah untuk semua uneg-unegku selama ini. Terimakasih karena kau selalu mendukungku, karena kau selalu percaya padaku. Kau selalu berusaha untuk mengertiku, dan kau pun selalu bisa memberikan ruang privasi untukku. Terimakasih, terimakasih untuk semuanya. Dan nanti, sebelum kau yang memegang tanganku karena gugup. Aku yang akan duluan memberikan kekuatan untukmu, bersamamu melewati saat-saat sakral tersebut. Tunggu aku di April terindahmu, aku pasti datang. ^^

"Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway The Fairy and Me yang diselenggarakan oleh Nurmayanti Zain"


*91'91*

7 comments:

  1. bulan april meridnya ya...
    moga segera menyusul ^^

    ReplyDelete
  2. Keponakan kapan nyusul, mau om jodohin?:D

    Goodluck untuk giveawaynya.

    Kritik, warna teks posnya terlalu redup, mata om jadi perih bacanya.:D

    ReplyDelete
  3. MasyaAllah.. Barakallahu laka wa baraka'alaika wa jama'a baina kuma fii khayr :) semoga dhe cepet nyusul ^^ hihihi

    ::gak nyangka dhe punya blog di blogspot ya =D

    -----------------
    sudah terdaftar ya dhe!
    terima kasih atas partisipasinya:)

    ReplyDelete
  4. iwan : iyaa, April sahabat dhe akan menikah.. trims yaa :)

    Mr TM : gk mau dijodohin.. dhe nyari sendiri aja om.. :P untuk masalah warna, dhe nggak tau gimana cara gantinya.. ajarin dong :D

    Mbak Maya : hahaha, blog ini lebih lama dari gamazoe lho mbak.. amiin, semoga mbak Maya juga segera menyusul :)

    ReplyDelete
  5. Persahabatan sejati tidak akan pernah putus. Jangan ragukan persahabatan kawan. Memang kalau sudah menikah, yang diutamakan adalah suami dan keluarga. Tapi percayalah, dia tetap menjadi sahabat dekatmu.

    ReplyDelete
  6. iyaa.. saya percaya kok mas.. trims yaa untuk advice nya :)

    ReplyDelete

Berkomentarlah dengan bahasa persatuan, bahasa Indonesia.. ^_^