19 May 2013

#SatuMingguYangLalu

5 April 2013

Satu minggu yang lalu…

Perjalanan ke kota itu terasa sangat lama dan cukup melelahkan, tidak seperti biasanya. Keberadaanmu yang tiba-tiba di kota itu membuatku cukup khawatir. Ntahlah, aku seperti seorang ibu yang sedang mengkhawatirkan anaknya yang tengah berada di kota asing yang terkenal dengan tingkat kriminalitas yang tinggi. Padahal kau bukan anak-anak lagi, tapi ntah kenapa aku masih amat sangat khawatir. Berulang kali aku menanyakan posisimu, memastikan bahwa kau aman di kota itu.

Hingga akhirnya perjalanan panjang yang aku tempuh berakhir sore itu. Di pusat keramaian, aku terus paksakan kaki yang cukup lelah melangkah untuk terus menuju ketempatmu. Sedikit gugup, ketika akhirnya untuk kesekian kali kita bertatap muka lagi. Tapi lewat sentuhan tanganmu, kau merubah kegugupan itu menjadi sebuah kenyamanan. Dan memang, bisa bersama lagi denganmu adalah sebuah kenyamanan yang selalu aku rindu. Terimakasih, terimakasih karena sudah datang ke kota itu satu minggu yang lalu.

6 April 2013

Satu minggu yang lalu…

Kita akhirnya bisa menghabiskan satu hari bersama. Berpindah dari satu tempat ke tempat lain, menyaksikan ramainya kota yang cukup panas. Bercengkrama, berbagi rasa dan meluapkan rindu yang sudah tersimpan lama bagi kita. 

Kau ingat, siang itu kita belanja bersama. Sepasang sepatu yang tak sengaja kita beli, menjadi sedikit tanda bahwa kau ternyata suka berbelanja juga. Aku sempat memperhatikanmu yang tengah asik memperhatikan tumpukan sepatu didepanmu, kau terlihat lucu. Dan ketika akhirnya kau memilih sepatu bermerk Fila itu, aku sempat menangkap ekspresi tidak yakin dari SPG yang melayanimu, laki-laki kurus yang tak seberapa tinggi dengan setelan jeans, kaos bola dan sandal jepit. Hahahahaha, ternyata kau jauh lebih cuek dari aku.

Hari itu cukup melelahkan bukan?? Bahkan hatimu pun cukup lelah ketika aku mencoba jujur tentang dia setelah kita sama-sama menikmati Madre sore itu. Aku tahu, kau cukup kecewa. Aku tahu, kau marah. Tapi terimakasih, hari itu kau berusaha untuk bersikap jauh lebih dewasa menghadapiku. Dan akhirnya, senja hari itu kita habiskan dengan duduk bersila santai di pinggiran sungai sambil mengamati jembatan kebanggaan kota itu. Hmm, moment satu minggu yang lalu itu benar-benar membuat aku semakin sering merindukanmu.

7 April 2013

Satu minggu yang lalu…

Rasanya hari itu aku enggan membuka mata, enggan untuk beranjak dari tempat tidur. Berharap kalo hari itu mundur beberapa jam saja, memberikan waktu lebih untuk kita supaya kita bisa lebih lama mengukir cerita secara nyata. Tapi tak mungkin, hari itu malah seolah lebih cepat dari biasanya. Dan aku, aku yang ternyata harus lebih dulu meninggalkanmu lagi dikota itu. 

Ingin sekali berontak, ketika hanya bisa memandangmu dari kaca yang sudah membatasi kita. Memperhatikanmu yang enggan pergi sebelum kendaraanku yang melaju meninggalkanmu. Taukah kau, rasanya sedih sekali. Sedih, ketika akhirnya aku hanya bisa melihat punggungmu yang terus menjauh dan kemudian hilang ditengah keramaian. Aku tak bisa membohongimu, aku memang masih amat sangat merindukanmu saat itu.

Dan hari ini, hari terakhir aku bisa mengingatmu satu minggu yang lalu. Aku susun kembali serpihan kenangan kita yang bisa aku kenang lewat susunan kata yang mungkin akan ada orang lain yang membacanya. Rindu itu ternyata tidak berkurang setelah kita bertemu satu minggu yang lalu, malah terasa semakin kuat sekarang. 

Saat ini, di baris terakhir aku mengenangmu. Aku berhasil tersenyum, ketika tak sengaja aku mengingat kebiasaanmu yang memencet hidungku kuat ketika tengah gemas melihat tingkahku. Ah sayank, harus berapa puluh minggu lagi yang kuhabiskan untuk bisa menahan rindu?? Cepatlah kembali, asa kita sudah semakin tak sabar untuk segera diukir. Dan untuk kebersamaan kita satu minggu yang lalu, terimakasih. Terimakasih karena kau masih percaya, terimakasih karena kau tetap ngeyel untuk datang ke kota itu. Aku mencintaimu.

.:: Ditulis dalam hujan, 14 April 2013, #SatuMingguYangLalu ::.

*91’91*

1 comment:

Berkomentarlah dengan bahasa persatuan, bahasa Indonesia.. ^_^