16 December 2012

Secangkir Kopi dalam Senja

Duhai hati yang memuja dalam malam

Senja ini, aku kembali mengharapkanmu ada disini. Tersenyum dan menemaniku menyambut malam sambil menghabiskan secangkir kopi kental kesukaanmu. Aku melamunkanmu lagi senja ini, perlahan hadir dengan senyum yang biasa kau suguhkan untukku. Aku pun ikut tersenyum, dan tanpa sadar menggeserkan sedikit tubuhku untuk memberimu ruang disebelahku.

Suaramu terdengar begitu nyaman, seperti biasa. Aku terdiam, memperhatikan gerakan bibir dan ekspresi matamu yang menggoda. Lagi-lagi, dalam sederhana kau selalu bisa membuatku terpukau dengan mudahnya. Kau tertawa renyah, mengeluarkan suara-suara yang membuatku makin tertarik untuk terus mengamatimu. Hingga akhirnya, kau pun mendadak terdiam ketika kau merasa jenuh karena ku perhatikan secara serius. Aku tersenyum, dan kau langsung mencubit gemas pipiku. 

Duhai pujaan hati

Maaf, aku tak pernah bisa menahan rasaku untuk tidak mencintaimu. Aku terlanjur mencintaimu, dan sepertinya aku tak bisa untuk tidak mencintaimu. Salahkah?? Rasanya tidak, karena cinta tidak pernah memilih. Dalam logikaku, aku tidak pernah ingin mencintaimu. Laki-laki yang berjarak ribuan kilo dari tempatku saat ini, laki-laki yang baru kutatap satu kali seumur hidupku. Tapi hatiku terlanjur memilihmu, dan dengan sendirinya merangkai asa yang tercipta sendiri berdua denganmu.

Aku teramat sangat menginginkanmu, bersandar di kokohnya pundakmu sesukaku, berada dalam pelukanmu ketika mataku lelah untuk terjaga. Ya, aku hanya ingin cinta ini berujung dengan indah. Kau dan aku tak lagi ragu untuk saling menggenggam tangan, tak lagi takut untuk berbagi pelukan. 

Sayankku, tak bisakah kau berlari sedikit cepat?? Disini, kau seakan membuatku jenuh untuk menunggu. Asa itu sudah hampir pudar, sedikit demi sedikit terkikis oleh rindu yang datang menghujam. Percayalah, aku tak akan menambah beban dipundakmu. Aku hanya ingin kau berlari dengan segera, membawa satu persatu asa yang sanggup kau bawa. Dan sebelum aku terjatuh lelah, kuharap lenganmu sudah ada untuk merengkuhku dalam pelukanmu. Yakinlah, kau pasti bisa. 

*91'91*

11 comments:

  1. Replies
    1. sebenarnya bukan kangen, hanya meluapkan rasa saja :D

      Delete
  2. so sweet, exactly what you did in your previous writing :)

    ReplyDelete
  3. Replies
    1. sedang mulai untuk aktif kembali kang.. hehe :D

      Delete
  4. mari-mari kita mulai lagi kebiasaan blogwalking dhe :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. dengan senang hati.. salam persohiblogan om, hehe #ingatmasalalu.. :)

      Delete
  5. bagus nih kalimat2 nya. aku suka dari judulnya aja udah bagus. secangkir kopi dalam senja ^^

    ReplyDelete

Berkomentarlah dengan bahasa persatuan, bahasa Indonesia.. ^_^