03 February 2013

#DearSweetheart

#DearSweetheart 
Ntah bagaimana aku memulai untuk meminta maaf, karena rasanya maaf yang ingin kuucapkan sudah terlambat. Tapi bukankah ada pepatah yang bilang, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Dan mungkin, lebih baik aku minta maaf saat ini daripada aku akan menyesal karena tidak sempat mengucapkan maaf padamu. 

Maaf!! Seharusnya aku bisa menemanimu melewati masa-masa gentingmu. Tapi kenyataannya, aku malah mengabaikanmu karena ego dan kebingunganku. 

Maaf!! Seharusnya aku tetap menggenggam erat tanganmu, memberikanmu kekuatan semampuku agar kau bisa keluar dari saat-saat gentingmu. Tapi kenyataannya, aku malah menepis tangan yang sudah kau ulurkan dengan penuh harap ke arahku. 

Aku minta maaf, maaf karena aku sempat meragukan hubungan kita. 

#DearSweetheart 
Beberapa hari yang lalu, aku sempat menonton salah satu reality show di televisi. Pada bagian akhir acaranya, ada sebuah kutipan yang karenanya aku memutuskan untuk meminta waktu ‘sendiri’ padamu malam itu. 
“Ada 1001 alasan yang bisa anda gunakan untuk meninggalkan pasangan anda. Tetapi hanya ada 1 alasan yang bisa membuat anda tetap bersama dengan pasangan anda, yaitu toleransi.” #HitamPutih 
Ya, semenjak kejadian ‘Januari berakhir’ waktu itu, aku sempat meragukanmu. Maaf. Aku meragukan keseriusanmu, aku meragukan tanggung jawabmu dan aku pun meragukan asa yang aku susun sendiri. Sempat terlintas dipikiranku untuk mengakhiri hubungan kita, karena 1001 alasan itu memang benar adanya. Semua kekuranganmu terpampang jelas didalam pikiranku, tersusun satu per satu yang semakin menguatkanku untuk segera melepaskanmu. Tapi ternyata, setelah aku membaca kutipan tersebut. Aku akhirnya kembali memikirkan toleransi untukmu, untuk hubungan kita. 

#DearSweetheart 
Pasangan dan hidup yang sempurna, hanyalah tergantung dari bagaimana kita melihat dan mengindahkan pasangan dan hidup kita. Begitu juga denganku dimatamu, dan kamu dimataku. Saat ini, ‘toleransi’ yang membuatku kembali mencoba untuk tetap bertahan denganmu. Karena itu, kuharap kau tak menghalangiku untuk kembali menggenggam tanganmu. Bersama-sama untuk keluar dari masa-masa sulit kita. 

Tapi sayank, aku tetap akan menyuruhmu untuk segera menyelesaikan tanggung jawabmu. Januari memang sudah berakhir dan aku tidak akan membahasnya kembali. Tapi awal Februari belum berakhir, kuharap kau tak akan mengecewakanku lagi di bulan ini. Aku menyayangimu. Karenanya berjanjilah, berjanjilah untuk tidak akan meredupkan senyum yang selalu kusunggingkan untukmu. 

*91’91*

No comments:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan bahasa persatuan, bahasa Indonesia.. ^_^